Tuesday, November 30, 2010

Tentang Sahabat (Part III)

Hhhmm.. dia, lagi-lagi nama yang takan disebutkan.

Saya cukup belajar banyak dari dia, tentang bagaimana menghadapi perihnya sakit hati, tentang bagaimana mendekati tuhan, tentang bagaimana menjadi bijaksana untuk mengambil keputusan.
Di satu sisi, saya menghargainya, sangat menghargainya sebagai salah satu sahabat saya, yang yah.. cukup jauh untuk dijangkau.
Tidak banyak waktu yang kita habiskan bersama, dan tidak banyak moment yang kita lalui bersama.
Tapi apa itu perlu??
Saya rasa tidak.
Ikatan batin, atau ketulusan hati kita yang mungkin ditandai dengan beberapa hal.
Mulai dari dialah yang saya anggap penting untuk tau bagaimana keadaan saya saat ini.
Dialah yang pertama kali akan saya hubungi bila saya menglamai suatu hal, baik atau buruk, bahkan untuk hal-hal yang tidak penting.
Dialah yang saya sebut (meskipun bukan pertama) tentang siapa orang yang kamu bilang 'sahabat'
Saya memang sangat bisa terbuka kepadanya.
Mulai dari cerita bodoh sampai cerita saya hampir mati.

Tapi ada hal yang mungkin akan menjadi dosa dan dusta seumur hidup saya.
Bahwa saya menyimpan satu cerita besar tentang saya, yang bagi saya sangat kecil untuknya.
Cerita yang selayaknya perlu dia tau karena mungkin ini ada hubungannya dengan dia.
Meski kenyataannya, selama ini saya selalu juara untuk bisa tetap menyimpan cerita itu jauh di dalam hati saya.
Namun di hati kecil, kemarahan saya serta kepedihan saya tentang semua yang tidak adil ini selalu membuat saya ingin berteriak lantang kepadanya tentang siapa saya, tentang lelahnya saya menampung segala dusta.

Hingga saya bersyukur, bahwa kehebatan saya untuk tetap diam membuat saya mendapatkannya.

Saya tidak tau apa hal ini sependapat, apa yang saya rasakan tentang dia dimilikinya juga, tapi saya berharap begtu.

Saya merindukannya, hanya saja hal itu saya yakin tidak dirasakannya.

PS:Setelah kamu membuat saya tersindir, saya harap kamu tersindir juga :D

Thursday, November 25, 2010

Last Child - Diary Depresi

"Malam ini hujan turun lagi,
bersama kenangan yang mungkin luka di hati,
luka yang harusnya dapat terobati,
yang ku harap tiada pernah terjadi,

ku ingat saat ayah pergi dan kami mulai kelapran,
hal yang biasa buat aku hidup di jalanan,
di saat ku belum mengerti arti sebuah perceraian,
yang hancurkan semua hal indah yang dulu pernah aku miliki,

wajar bila saat ini ku iri pada kalian yang hidup bahagia berkat susana indah dalam rumah,
hal yang selalu aku berikan dengan hidup ku yang kelam,
tiada harga diri agar hidup ku terus bertahan,

mungkin sejenak dapat aku lupakan,
dengan minuman keras yang saat ini ku genggam,
atau menggoreskan kaca di lengan ku,
apapun kan ku lakukan ku ingin lupakan,

namun bila ku muliai sadar dari sisa mabuk semalam,
perihnya luka ini semakin dalam ku rasakan,
di saat ku telah mengerti betapa indah di cintai,
hal yang tak perah ku dapatkan sejak aku hidup di jalanan"

Repeat mode: ON (and cannot be stop)

untitled

I DON'T HATE YOU.
I'M JUST MISSED THE WAY THAT MAN CARE, TREAT, N SAY THAT THAT MAN LOVE ME.

YOU LIED TO ME.
YOU ALWAYS DID.
AND I LIKE IT, EITHER.

Wednesday, November 17, 2010

Farah nadia messages


“So tell what you feel about pain to God. God know what’s best. Allah would never leave you alone, even when you little bit forget about God.
I’m not trying to become your religious teacher or something, but, it seems you have something big to resolve, so you need God that already big to help you, don’t you?
Di, you are one of many though person i’ve ever know, and you’llbe like that. the person who i know as a though girl.
If somebody ask you, who is your teacher, you’ll say yourself, you learn by yourself, you stand up by your self, so then you’ll become big because of yourself after God and family”

From:farahn
10:01pm 10-NOV-10

Wednesday, November 3, 2010

D(hee)yan, Dyni, & Rino

Kita semua bukan lagi bocah yg mst diperintah buat melakukan suatu hal, paling tidak buat kita sendiri..
Bukan lagi "anak emak" yg mst dikasi petunjuk dalam menyelesaikan persoalan
Tapi saat ini kita adalah "anakanak" yg akan menjadi "orang nantinya"
Kehidupan keluarga kita memaksakan kita buat dewasa sebelum umurnya
Biar gitu, tapi gak masalah buat kita
Kita saudara kandung, tapi banyak yg orang gak tau tentang kita
Kita gak seperti "mereka"